Makalah
Induvidu
(Slogan Jusuf Kalla “ Lebih Cepat Lebih Baik”)
Disusun Oleh :
ARDIANSYAH
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Ruangan IP D
2014-2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang
Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat-Nya, Kami dapat menyusun
makalah Bahasa
Indonesia. Khususnya tentang pembahasan “Slogan Jusuf Kalla Lebih Cepat Lebih
Baik”.
Makalah ini dibuat dalam rangka tugas
Final pada mata kuliah Bahasa
Indonesia. Pemahaman tentang Slogan dan hal – hal
yang berkaitan dengan materi
tersebut sangat diperlukan, dengan suatu tujuan
agar beberapa masalah
dapat diselesaikan dan dihindari, sekaligus memperdalam wawasan bagi kita semua.
Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada Ibu St. Sulaeha,S.Pd.,M.Pd., selaku Dosen Bahasa Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada sumber-sumber inspirasi makalah ini.
Makalah ini, tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, karena
kami juga masih dalam proses pembelajaran. Oleh karena
itu kritik, koreksi dan
saran, sangat
kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk para pembaca. Terima
kasih atas perhatiannya dan jikalau ada kesalahan kata maupun tulisan Kami
mohon maaf.
Makassar, - 12 Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul......................................................................................................................... i
Kata
Pengantar.......................................................................................................... ii
Daftar
Isi..................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang Masalah............................................................ 1
b.
Rumusan Masalah..................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
a.
makna slogan “Lebih Cepat Lebih Baik” menurut
Bapak Jusuf Kalla 3
b.
Ejekan dan realitis
atau takabur slogan lebih cepat lebih baik menurut SBY 3
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
................................................................................. 8
b. Saran
............................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam Milad ke tujuh Nahdlatul ulama
di Maros, Sulawesi Selatan, tanggal 29-5-2009, JK pernah menerangkan apa yang
dimaksud lebih cepat lebih baik yang menjadi slogannya tsb. Menurut JK slogan
“Lebih cepat lebih baik” bukan semata-mata slogan untuk kampanye pihaknya di
dalam pemilu presiden 2009.
Slogan ini dimaksudkan untuk
mengubah sifat bangsa yang harus kita ubah menjadi lebih cepat. Untuk
kerja-kerja pemerintah yang lambat, semangat itu dimaksudkan. Mengurus KTP dan
surat tanah misalnya, pemerintah harus punya cara yang lebih cepat lebih baik.
Ini masalah sifat bangsa untuk bisa bersaing sebaik-baiknya dengan bangsa lain.
Demikian menurut JK.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah makalah ini yang mengenai slogan Lebih Cepat Lebih Baik yang
dipaparkan oleh Bapak Jusuf Kalla yaitu ;
a. Apakah
makna dari slogan “Lebih Cepat Lebih Baik” menurut Bapak Jusuf Kalla ?
b. Bagaimana Ejekan dan realitis atau takabur slogan lebih
cepat lebih baik menurut SBY?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini yang mengenai slogan yang dipaparkan oleh Bapak
Jusuf Kalla iyaitu :
1. Kita
dapat mengetahui apa arti dari slogan yang diucapkan dari bapak Jusuf Kalla.
2. Agar
kita tidak langsung mencap tidak baik slogan yang dipaparkan oleh seseorang
bahkan menganggap remehkan slogan tersenut.
3. Agar
kita dapat mengetahui bagaimana cara berkomentar yang baik.
4. Dapat
menjadi inspirasi, contoh yang baik bagi kita semua.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Makna Slogan Lebih Cepat Lebih Baik Menurut
Jusuf Kalla
Dalam Milad ke tujuh Nahdlatul ulama
di Maros, Sulawesi Selatan, tanggal 29-5-2009, JK pernah menerangkan apa yang
dimaksud lebih cepat lebih baik yang menjadi slogannya tersebut. Menurut JK
slogan “Lebih cepat lebih baik” bukan semata-mata slogan untuk kampanye
pihaknya di dalam pemilu presiden 2009.
Slogan ini dimaksudkan untuk
mengubah sifat bangsa yang harus kita ubah menjadi lebih cepat. Untuk
kerja-kerja pemerintah yang lambat, semangat itu dimaksudkan. Mengurus KTP dan
surat tanah misalnya, pemerintah harus punya cara yang lebih cepat lebih baik.
Ini masalah sifat bangsa untuk bisa bersaing sebaik-baiknya dengan bangsa lain.
Demikian menurut Jusuf Kalla.
B. Ejekan dan Realitis atau
Takabur Slogan Lebih Cepat Lebih Baik
Dari berita Antara News, mungkin cukup tercengang dengan
gebrakan politik dua orang penting di negeri ini yakni SBY dan JK. Tercenggang
karena mereka harusnya memikirkan bagaimana mengatasi utang yang membengkak
hingga 1667 triliun, mengatasi kemiskinan yang tidak kunjung turun seperti
dijanjikan dalam kampanye 2004 yang dituangkan di RPJM 2005, mengatasai
pengangguran, dan serius menghadapi krisis global yang sedang/akan merumahkan
ratusan ribu pekerja. Namun, mereka asyik dengan kepentingan kekuasaan
2009-2014, dan mulai secara terbuka mengejek seraya mengkritik sesama
yang dahulunya mesra dengan slogan “Bersama kita Bisa“. Harusnya mereka
memberi contoh positif kepada anak negeri. Namun, faktanya secara terbuka
dan halus SBY mengecek slogan Capres JK “Lebih Cepat, Lebih Baik”
adalah slogan takabur.
Bagaimana menjadi pemimpin negeri
ini dengan baik, jika Presiden dan Wapres masih suka ejek mengejek dan saling menyerang
padahal saat ini mereka masih menjadi pemimpin negeri ini, dan lupa pada janji
yang telah mereka tuangkan bersama dalam Bappenas : RPJM
2005
“Dalam kampanye pilpres mendatang
jangan lah suka menantang, suka sesumbar, dan mengejek. Jaga perasaan
kompetitor lain. Banyak jalan menuju yang baik, tidak perlu menunjukkan kita lebih cepat, lebih baik. Takabur namanya,”
kata Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato syukuran kemenangan Partai Demokrat di kediaman Cikeas, Bogor, Minggu malam (10 Mei).
kata Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato syukuran kemenangan Partai Demokrat di kediaman Cikeas, Bogor, Minggu malam (10 Mei).
SBY berang dan melontarkan statemen
mengejek lantaran tidak tahan mendengar statement JK pada hari sebelumnya.
“Kenapa saya yakin cepat bertindak
dengan Pak Wiranto karena kita yakin lebih cepat lebih baik. Tidak ada di
negeri ini yang mau membosankan. Karena yang membosankan itu menunggu,” kata JK
saat memberikan sambutan Rapimnas Partai Hanura di Hotel Sahid Sabtu 9 Mei
kemarin
Sebagai Presiden dan Wakil Presiden
di negeri ini, semestinya Pak SBY maupun JK mengerti tentang bahasa dan etika
politik. Saya pikir, statement JK tidak menyerang langsung kepada SBY.
Tapi dalam pidato tersebut, SBY lupa bahwa ia sedang mengejek langsung lawan
politiknya yang dahulu ada sahabat utamanya. Sejauh yang saya amati, slogan
“Lebih Cepat, Lebih Baik” merupakan trik dan slogan yang dibawa JK untuk
memenangkan suara Golkar dan kemudian di Pilpres dan masih dalam koridor etika
tanpa mengejek SBY. JK tidak pernah mengejek slogan “Lanjutkan”. Tampaknya kita
sudah mulai melihat aksi para politikus ini dengan kepala jujur dan rasional, “menunjukkan kesalahan orang dengan satu
jari, namun 3 jari lain menunjukkan kepada dirinya sendiri.” Bukankah
slogan yang dibawa “Lanjutkan” menistakan usaha pak Apriyanto dalam Pertanian,
Korupsi oleh KPK, BLT oleh JK dan masih banyak lagi?.
Seharusnya para politisi berkampanye
dengan cerdas bukan pada tataran kulit politik semata. Bukan pula menyerang
slogan orang lain, silahkan buat slogan sendiri asalkan rasional. Buatlah
slogan yang lebih cerdas sehingga slogan JK menjadi kurang bernilai, bukan
dengan cara mengejek dan menghina! Dan semestinya melalui edukasi secara
komprehensif rakyat akan tahu (sedikit cerdas) apakah benar slogan “Lebih
cepat, lebih Baik” itu realitis atau sebaliknya : takabur. Jadi, silahkan
masing-masing membuat slogan yang cerdas disertai angka-angka visi dan misi
yang terukur, spesifik, dan realitis. Dan dari bahasa komunikasi politik SBY,
terkesan bahwa secara halus dan tidak
langsung SBY “memerintahkan” agar JK tidak menggunakan slogan itu karena
menganggu kredibilitas SBY. SBY rupanya menghendaki slogan JK yang
mendukung kreditas SBY seperti “SBY Lebih Baik” atau “Lebih lambat, lebih baik”,
sebodoh itukah JK membayar iklan kampanye untuk memenangkan Capres SBY dan
menampilkan slogan kampanye yang membuat ia tidak dipilih sama sekali oleh
pemilih?.
Apakah JK akan merasa tersinggung
dan akan membalas ejekan SBY. Dan jika hal ini terjadi, maka bukanlah
tidak mungkin pilpres akan mencekam karena perilaku para politikus ini, karena
ucapan-ucapan para petinggi dan penguasa negeri ini. Padahal mereka sering
berkoar-koar “Kampanye harus damai, jujur, santun dan antaberanta”.
“Kampanye bisa lebih keras, meski
sudah sepakat untuk saling menghormati, tetapi barangkali saya keliru, meski
saya pernah menyampaikan di depan para gubernur,”
“Seperti Pemilu 2004, black
campaign, fitnah, kampanye negatif akan banyak. Jangan kita tergoda untuk melakukannya
juga. Berpolitiklah yang baik, tidak takabur tidak merendahkan orang lain,
sehingga kalaupun menang, menang dengan mulia,”
“Jangan mengejek. Sebab semua punya
potensi, punya kelebihan, masa` SBY dianggap tidak punya apa-apa,”.
Itu
kutipan Quote langsung dari SBY pada pidato syukuran kemenangan Partai Demokrat
di kediaman Cikeas, Bogor
Kata-kata yang disampaikan SBY
terkesan membuat kampanye memang lebih keras “barangkali saya keliru”. Disaat
beliau mengatakan harus saling menghormati, tapi pada saat yang sama ia
mengejek slogan kompetitor dengan istilah takabur. Disaat ia mengatakan
berpolitik yang baik, namun dalam iklan kampanyenya mengatakan ini semua hasil
kerja SBY bersama Demokrat. Bukankah ini namanya iklan politik yang tidak etis
juga?
Sudahlah, pak SBY dan JK berdamialah
kalian. Dan kita tunggu apakah JK akan membalas serangan ini. Rupanya kubu JK-Win tidak tinggal diam,
mereka langsung membalas dengan mengatakan Lebih Cepat, Lebih Baik bukanlah hal
yang takabur, karena selama ini JK memang terbukti lebih cepat. Dan
sebagai rakyat, saya berharap agar Pak SBY dan JK agar tetap menjalankan
tugasnya hingga Oktober 2009 ini. Bukankah lebib baik sebagai pemimpin
negeri ini kalian berjabat tangan seraya masing-masing berkata “Maaf, saya
keliru atas ucapan saya. Mari kita fokus pada masalah kesejateraan rakyat,
kemiskinan, pengangguran atas krisis global dan berbagai permasalah bangsa
seperti korupsi di tiga lembaga“. Tunjukkan diri sebagai negarawan,
bukan berkoar-koar politik harus santun, namun tetap mengejek menghina
slogan orang lain takabur. Ingat, janji “Bersama kita Bisa”
harus dikerjakan hingga periode
Okotober 2009 ini. Jangan menistakan janji dan tanggungjawabnya karena
tugas Anda masih 5 bulan lagi pada saat itu. Ingat, kalian dipilih bukan untuk
membesarkan partai kalian, tapi dipilih karena kalian berjanji untuk
mensejahterahkan rakyat, menegakkan keadilan dan berpolitik yang santun.
Tunjukkan bukti dan jangan hanya sekadar janji.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Slogan ini dimaksudkan untuk
mengubah sifat bangsa yang harus kita ubah menjadi lebih cepat. Untuk
kerja-kerja pemerintah yang lambat, semangat itu dimaksudkan. Mengurus KTP dan surat
tanah misalnya, pemerintah harus punya cara yang lebih cepat lebih baik. Ini
masalah sifat bangsa untuk bisa bersaing sebaik-baiknya dengan bangsa lain.
Demikian menurut JK
Seharusnya para politisi berkampanye
dengan cerdas bukan pada tataran kulit politik semata. Bukan pula menyerang
slogan orang lain, silahkan buat slogan sendiri asalkan rasional. Buatlah
slogan yang lebih cerdas sehingga slogan JK menjadi kurang bernilai, bukan
dengan cara mengejek dan menghina! Dan semestinya melalui edukasi secara
komprehensif rakyat akan tahu (sedikit cerdas) apakah benar slogan “Lebih
cepat, lebih Baik” itu realitis atau sebaliknya : takabur. Jadi, silahkan
masing-masing membuat slogan yang cerdas disertai angka-angka visi dan misi
yang terukur, spesifik, dan realitis. Dan dari bahasa komunikasi politik SBY,
terkesan bahwa secara halus dan tidak
langsung SBY “memerintahkan” agar JK tidak menggunakan slogan itu karena
menganggu kredibilitas SBY.
B.
Saran-Saran
Ketika slogan yang kita dapat dari orang lain,
terkhususnya politisi yang memberikan slogan tentang apa yang dikerjakannya dan
tujuannya untuk kinerja kedepan. Sebelum kita mencemoh atau mencelah slogan
dari politisi tersebut, hendaklah kita memaknai slogan tersebut secara
matang-matang sebelum berkomentar. Hendaknya kita bertanya kepada sipembuat
slogan tersebut apa makna dan tujuannya dari slogan tersebut sebelum
berkomentar. Krna ketika kita langsung komentar tampa kita tau apa tujuan
dibuatnya slogan tersebut, maka
yangterjadi hanyalah cacimaki yang tidak terhelakkan.
DAFTAR PUSTAKA
Okezone
News.htm Slogan JK 'Lebih Cepat Lebih Baik' Disindir
Hidayatlubis.
(2009).komentar politik SBY dan JK [omline]. Tersedia:
http://www.geocities.com/hidayatlubis/politik.html
[9 Juni 2009]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar